Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

BERKACA DARI KASUS PENISTAAN AGAMA

Pada 27 September 2016, Basuki Tjahaya Purnama, atau biasa disapa BTP, mengadakan kunjungan dinas ke Kepulauan Seribu. Waktu itu ia masih menjabat Gubernur DKI Jakarta. Dalam kunjungan itu, BTP menjelaskan program kerja sama Pemprov DKI dan Sekolah Tinggi Perikanan. Dan dalam dialog itu terlontarlah pernyataan “Jadi, jangan percaya sama orang, kan bisa saja dalam hati kecil bapak ibu enggak pilih saya. Dibohongin pakai surat al-Maidah ayat 51, macam-macam itu. Itu hak bapak ibu.”

UJARAN KEBENCIAN DALAM CERAMAH KEAGAMAAN

Masalah ujaran kebencian memang sudah diatur dalam undang-undang. Bahkan pihak kepolisian menambah dengan surat edaran no. SE/06/X/2015 tentang Penanganan Ujaran Kebencian. Dalam surat edaran itu, disebutkan tujuan dari peraturan ini. Salah satunya adalah demi terpeliharanya kerukunan hidup berbangsa dan bernegara yang berbhineka tunggal ika serta melindungi keragaman kelompok dalam bangsa.

INILAH YANG MENGGANGU RELASI ISLAM DAN KRISTEN

Bagi orang islam, orang kristen adalah kafir. Dapat dipastikan banyak umat islam tak paham kenapa orang kristiani disebut demikian. Yang mereka tahu adalah Allah sudah mengatakan demikian. Karena sudah tertulis begitu di Alquran, maka orang islam pun menyebut para murid Kristus itu sebagai kafir, tak peduli bahwa kata “kafir” merupakan bentuk penghinaan yang luar biasa kasar. Umat islam juga tidak mau bertanya kenapa pada satu bagian Alquran orang kristen disebut sebagai  ahli kitab,  sedangkan pada bagian yang lain berubah menjadi kafir.

STANDAR GANDA ISLAM

Tak sedikit orang islam punya pandangan negatif terhadap kekristenan. Ketika mereka melihat beberapa ajaran kristen, selalu mereka melihatnya dengan cara pandang yang negatif. Memang banyak juga orang kristen yang melakukan hal ini terhadap agama islam. Akan tetapi ada sedikit perbedaan.

MEMBACA BUKU “THE TRUTH ABOUT MUHAMMAD: FOUNDER OF THE WORLD’S MOST INTOLERANT RELIGION”

Buku The Truth about Muhammad: Founder of the World’s Most Intolerant Region merupakan buku yang mengupas sosok nabi Muhammad SAW yang, bisa dikatakan, ditutupi oleh umat islam. Buku ini ditulis oleh Robert Spencer, dan dipersembahkan kepada mereka yang bertahan saat menghadapi tirani. Spencer mengakui bahwa buku ini bukan sebuah biografi komprehensif nabi Muhammad. Dapat dikatakan bahwa tujuan penulisan buku ini adalah untuk menunjukkan pandangan-pandangan Muhammad dan islam yang membentuk islam sebagai agama yang tidak toleran. Bagi penulis, pandangan-pandangan Muhammad membentuk tirani di kemudian hari sehingga membungkam kebebasan berbicara dan berpendapat. Semua rangkaian pemikiran Spencer dituangkan dalam 10 pasal, ke dalam lebih kurang 170 halaman (minus cover, daftar isi, ucapan terima kasih dan catatan kaki). Spencer mengawali tulisannya dengan mengungkapkan dasar kenapa biografi Muhammad relevan saat ini. Setidaknya ada 2 poin penting yang hendak dipaparkan Spencer di si...

MEMBACA BUKU “REKAM JEJAK RADIKALISME SALAFI WAHABI”

Sekalipun u mat islam sering mengagung-agungkan agama islam sebagai agama damai, rahmatan lil alamin , namun harus juga diakui adanya radikalisme dalam islam. Radikalisme inilah yang membuat islam itu sebagai agama intoleran dan juga teroris yang menakutkan. Dengan kata lain, ada wajah terror dan intoleran pada islam. Hal ini memang masuk akal dan dapat dibenarkan, karena didasarkan pada al quran dan hadis . Buku “Rekan Jejak Radikalisme Salafi Wahabi: Sejarah, Doktrin dan Akidah” mencoba memaparkan wajah islam yang penuh terror dan intoleran. Penulisnya, Achmad Imron R, memfokuskan akar kekerasan dalam islam itu pada satu kelompok islam, yaitu Wahabi. Karena penulisnya adalah orang Indonesia, maka buku ini benar-benar menarik, bukan hanya soal bahasanya melainkan juga uraiannya. Dengan sumber-sumber yang cukup luas, Imron membuka wawasan pembaca akan keberadaan Wahabi ini. Karena itu, buku ini dapat menjadi pelengkap sejarah islam. Seluruh rangkaian dan ulasan tentang jejak r...

TINJAUAN BUKU “KENAPA SAYA BUKAN MUSLIM”

Buku “ Kenapa Saya Bukan Muslim ” ditulis oleh Ibn Warraq, seorang penulis kritik islam. Nama Ibn Warraq sendiri bukanlah nama sebenarnya. Itu hanya nama yang selalu digunakannya untuk menulis tulisan-tulisan yang mengkritisi islam. Dia tak pernah memunculkan identitas sebenarnya, untuk menghindari ancaman dari umat islam (topik ini dibahas dalam bab 1 ). Semua itu dilakukannya supaya dia tidak menjadi Salman Rushdie kedua.