INI KONSEKUENSI DARI PAHAM "ISLAM HARAM DIPIMPIN KAFIR"

Ketika ada orang non islam maju menjadi pemimpin, entah itu sebagai bupati, gubernur apa lagi presiden, pasti akan muncul penolakan dari kalangan umat islam. Mereka menolak pemimpin kafir. Dasar penolakan itu ada dalam Alqur'an, yang merupakan pusat ajaran agama islam. Alqur’an diyakini sebagai wahyu Allah SWT. Karena itu, penolakan atas pemimpin kafir merupakan kehendak Allah SWT. Umat islam wajib mentaatinya.

Siapa itu orang kafir? Secara sederhana, orang kafir itu adalah orang yang tidak memeluk islam. Namun dalam sumber suci umat islam, yakni Alqur’an, orang kafir itu adalah orang Kristen, sekalipun di bagian lain dari Alqur’an orang Kristen disebut juga sebagai ahlul kitab.

Terlepas dari pertentangan dalam Alqur’an itu, sangat menarik jika mencermati konsekuensi dari melaksanakan perintah atau kehendak Allah SWT bahwa umat islam haram dipimpin kafir. Ini bukan soal kebenaran, karena kebenarannya sudah pasti. Ini persoalan efek dari kebenaran tersebut. Berikut ini beberapa efek atau konsekuensi dari penolakan pemimpin kafir sebagai wujud melaksanakan kehendak Allah SWT. Umat islam wajib merenungkannya.

1.    Orang islam tak pantas dan tak layak tinggal di wilayah atau Negara dimana pemimpinnya adalah orang Kristen. Kita tahu, ada jutaan umat islam di Amerika Serikat, di Jerman dan beberapa Negara Eropa lainnya. Di Korea Selatan juga ada. Dan jangan lupa, di Papua dan NTT juga ada. Jadi, jika umat islam berpegang teguh pada ajaran agamanya, mereka harus angkat kaki dari sana, karena pemimpinnya adalah orang kafir.

2.    Orang islam tak pantas dan tak layak bekerja di perusahaan dimana pemimpinnya adalah orang Kristen. Tak dapat dipungkiri ada begitu banyak perusahaan yang dipimpin oleh orang Kristen, yang dimata umat islam dinilai sebagai kafir. Tak sedikit juga pemain sepak bola dunia yang bermain di klub yang pelatih atau pemilik klub tersebut adalah orang Kristen. Jika umat islam berpegang teguh pada ajaran agamanya, mereka harus angkat kaki dari sana, karena pemimpinnya adalah orang kafir. Atau setidaknya umat islam lain harus mengingatkan. Faktanya, mereka begitu bangga dengan pesepak bola islam, seperti Zidane, Salah, Ozil, dll. Seharusnya umat islam berdemo untuk mengingatkan mereka agar tidak mau dipimpin orang kafir.

3.    Ini bisa menjadi perhatian serius bagi para pemimpin pemerintahan dan juga organisasi perusahaan untuk tidak menerima umat islam di wilayah otoritasnya atau di perusahaannya. Alasannya, umat islam tidak akan mengikuti perintah atau kebijaksanaan yang telah dibuat. Dengan kata lain, umat islam akan menjadi penghalang setiap kebijakan dari pemimpin kafir, karena mereka menolak untuk dipimpin oleh orang kafir. Umat islam di wilayah pemerintahan atau di perusahaan yang dipimpin orang kafir  akan menyebabkan laju pemerintahan atau perusahaan menjadi tersendat atau malah mengalami kemunduran. Mungkin ini dasar Negara Myanmar mengusir muslim Rohingya dari negaranya.

DEMIKIANLAH 3 konsekuensi dari penolakan pemimpin kafir sebagai wujud melaksanakan kehendak Allah SWT. Dari pernyataannya tersebut dan uraian di atas, semakin jelas bahwa agama islam adalah agama yang intoleran. Soal islam sebagai agama intoleran sudah banyak buku yang menyatakannya. Kasus ini hanya sebagai bukti. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AGAMA ADALAH ROH TERORISME

MEMBACA BUKU “TIGA PILAR AGAMA ISLAM: PENGANTAR KEPADA PENGENALAN AGAMA ISLAM”

MENGENAL KATA ‘KAFIR’ DALAM ISLAM