INILAH KATA ALQUR'AN TENTANG BULAN
BULAN
adalah satu-satunya satelit alami yang dimiliki bumi. Bulan diperkirakan
terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, tak lama setelah pembentukan
bumi. Ada hipotese yang mengatakan bahwa bulan terbentuk dari serpihan-serpihan
yang terlepas setelah sebuah benda langit seukuran planet Mars bertubrukan
dengan bumi. Mungkin peristiwa tersebut juga yang menyebabkan punahnya
makhluk-makhluk purba sejenis dinosaurus.
Apa
yang dikatakan Allah SWT tentang bulan? Ada banyak topik dari wahyu Allah ini
terkait dengan bulan. Satu hal yang menarik adalah pernyataan bahwa bulan bercahaya atau bersinar. Setidaknya ada dua surah dalam Alqur'an yang mengungkapkan bahwa bulan bercahaya atau bersinar. Berikut ini
kita tampilkan kutipan Alqur'an itu.
QS
Yunus: 5
“Dialah yang menjadikan matahari
bersinar dan bulan bercahaya, dan
Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan
tahun dan perhitungan (waktu).”
QS
al-Furqan: 61
“Mahasuci Allah yang menjadikan di
langit gugusan bintang-bintang dan Dia juga menjadikan padanya matahari dan bulan bersinar.”
Demikianlah
dua kutipan Alqur'an. Dari dua kutipan tersebut dapatlah dikatakan bahwa memang
bulan bercahaya atau mempunyai cahaya/sinar. Artinya, dari dirinya sendiri
bulan memiliki cahaya atau sinar. Itu berarti bulan sama seperti matahari.
Karena Alqur'an diyakini sebagai wahyu yang langsung dari Allah (QS as-Sajdah: 2, dan QS az-Zumar: 1 – 2, 41), dan karena Allah itu
mahabenar, maka umat islam menyakini hal tersebut.
Akan tetapi, benarkah bulan mempunyai cahaya atau sinar? Sepintas, sejauh
mata memandang, bulan terlihat mengeluarkan cahaya (baca: bercahaya) atau
mengeluarkan sinar (baca: bersinar). Karena itu, kita bisa katakan bulan
merupakan benda langit yang paling terang setelah matahari. Namun, sekalipun
bulan terlihat sangat putih dan terang, permukaan bulan sebenarnya gelap. Ilmu
pengetahuan telah membuktikan bahwa bulan tidak mengeluarkan cahaya atau sinar.
Dengan kata lain, bulan tidak mempunyai cahaya atau sinar. Cahaya terang yang
selalu kita lihat merupakan pantulan sinar matahari.
Jadi, bukti pengetahuan, dan ini sudah menjadi bukti ilmiah, menyatakan
bahwa bulan sama sekali tidak mempunyai cahaya atau sinar. Dia hanya
memantulkan sinar matahari. Hal ini mirip dengan cahaya atau sinar yang kita
arahkan ke sebuah cermin, dan cermin itu akan memantulkan kembali cahaya.
Cermin sama sekali tidak mempunyai cahaya. Seperti itulah bulan.
Demikianlah pendapat ilmu pengetahuan yang memang sudah teruji dan terbukti
kebenarannya. Menjadi persoalan ketika pendapat ilmu pengetahuan ini
dipertentangkan dengan Alqur'an. Apakah pernyataan Alqur'an bahwa bulan bercahaya
atau bersinar itu salah?
Rasanya agak sulit untuk mengatakan Alqur'an salah, karena Alqur'an merupakan
perkataan langsung dari Allah SWT. Allah sendiri diyakini sebagai mahabenar,
maha sempurna serta maha mengetahui. Kesalahan, sekecil apa pun, akan membuat
citra Allah itu luntur. Jika salah, maka Allah SWT itu tidak mahabenar, tidak
maha sempurna dan tidak maha mengetahui. Bagaimana mungkin Allah maha
mengetahui, tapi yang diketahui itu salah? Artinya Allah tidak mengetahui kalau
sebenarnya bulan tidak memiliki cahaya atau sinar.
Pertentangan ilmu pengetahuan dan Alqur'an terkait bulan bercahaya, kiranya
tidak perlu dibahas di sini. Biarlah pembaca menilainya sendiri. Yang akan dikritisi
di sini adalah kenapa Alqur'an menyatakan bahwa bulan itu bersinar atau
bercahaya dan benarkah Alqur'an itu berasal dari Allah SWT.
Bulan tidak mempunyai cahaya atau sinar merupakan fakta yang sudah teruji
dan terbukti. Masalahnya fakta ini tidak sesuai dengan pernyataan Alqur'an, yang
bisa juga dikatakan tidak sesuai dengan wahyu Allah SWT. Padahal Allah itu maha
mengetahui (QS al-Mujadilah: 7) dan maha benar sehingga Alqur'an menjadi kebenaran
yang meyakinkan (QS al-Haqqah: 51). Apakah dengan fakta ini orang lantas bisa
mengatakan Allah itu tidak maha mengetahui dan maha benar. Atau orang bisa
mengatakan bahwa Allah telah membohongi Muhammad SAW.
Jalan yang harus diambil adalah dengan mengatakan bahwa Alqur'an bukanlah
wahyu Allah. Dengan berat hati harus dikatakan bahwa Alquran merupakan karangan
Muhammad. Pada masa hidupnya, dimana pengetahuan belum berkembang seperti
sekarang ini, umumnya orang melihat bulan bercahaya, dalam arti mempunyai
cahaya. Apa yang tertulis dalam surah Yunus dan al-Furqan adalah merupakan
kata-kata Muhammad. Pengetahuannya tentang bulan saat itu, itulah yang
diungkapkannya; bukan dari Allah SWT, karena Allah bersifat kekal sehingga
pengetahuan-Nya tentang bulan sudah dari sejak penciptaan.
Jadi, dari uraian kritis ini kita mendapatkan dua kesimpulan. Pertama, jika memang benar Alqur'an
berasal dari perkataan langsung Allah SWT, maka haruslah dikatakan bahwa Allah
SWT itu bodoh atau sedang membohongi Muhammad SAW. Bodoh dan bohong merupakan
dua hal yang berbeda. Bodoh berarti karena ketidak-tahuan tapi pura-pura tahu
sehingga akhirnya jadi salah. Sedangkan bohong berarti tahu namun memilih
menyembunyikan apa yang diketahui itu dengan sesuatu yang lain.
Kedua, pernyataan Alqur'an itu berasal dari Allah SWT harus diragukan.
Bagaimana mungkin Allah yang sempurna dan mahatahu bisa keliru/salah dalam
memberi informasi. Bukan tidak mungkin bahwa semua ini hanyalah karangan Nabi
Muhammad saja. Karena keterbatasan pengetahuan saat itu tentang alam semesta
sehingga Muhammad menyampaikan sejauh yang dia tahu. Dan apa yang dia tahu itu
juga berdasarkan pada apa yang dia lihat. Bulan yang dia lihat adalah bulan
yang bercahaya dan bersinar. Hal inilah yang kemudian ditulis dalam Alqur'an dengan mengatas-namakan Allah SWT.
Komentar
Posting Komentar