PENGHINAAN AGAMA USTAZ ABDUL SOMAD DAN CERMIN AGAMA ISLAM
Dua
tahun lalu kami pernah menurunkan sebuah tulisan yang berjudul “Ujaran
Kebencian dalam Islam”. Dalam tulisan itu kami menegaskan betapa sulitnya
menangani kasus ujaran kebencian dalam ceramah keagamaan islam. Alasannya
adalah bahwa ujaran kebencian itu ada dalam ajaran islam atau merupakan akidah
islam. Dengan kata lain, ada akidah islam, yang bila disampaikan dalam ceramah
keagamaan, mau tidak mau pasti akan bernuansa kebencian atau penghinaan.
Ada
beberapa contoh untuk membuktikan hal itu. Pertama,
ketika membahas surah an-Nisa:
157, tentulah penceramah akan mengatakan bahwa Yesus tidak pernah disalibkan di
kayu salib. Yang mati di kayu salib itu adalah orang yang menyerupai Yesus.
Bukan tidak mustahil, dengan gaya ‘guyon’ si penceramah akan berkata, “Orang
Kristen sudah dibodohi Injil.”
Kedua, ketika
mengulas surah al-Maidah: 41, mau
tidak mau penceramah akan mengatakan bahwa Alkitab sudah dipalsukan. Bukan
tidak mungkin penceramah akan mengutip juga surah
al-Baqarah: 75 untuk menguatkan argumennya. Berbagai ekspresi tentu akan
ditampilkan untuk menjelaskan kajian tersebut, termasuk dengan mengatakan,
“Orang Kristen memang sudah bodoh, mau-maunya dibohongi Alkitab.”
Ketiga, seperti
yang diberi contoh Ustaz Abdul Somad, usai memenuhi undangan Majelis Ulama
Indonesia di Jakarta, dengan mengutip surah
al-Maidah: 73. Ditunjang juga dengan ayat 72, akidah ini menegaskan
kekafiran orang Kristen. Tentulah, saat berceramah, penceramah akan mengatakan
bahwa orang Kristen itu kafir. Dan bukan tidak mungkin, pendengar akan
dinasehati untuk tidak bekerja sama, untuk tidak berteman dengan orang kafir
atau memilih pemimpin kafir. Untuk menguatkan ajaran ini pastilah penceramah
akan mengutip ayat-ayat Al-Qur’an, seperti Ali Imran: 28; an-Nisa: 144;
al-Maidah: 57; at-Taubah: 16; al-Mumtahanah: 13; dan masih banyak lagi ayat
yang mendukung hal tersebut.
Ketiga
hal di atas merupakan akidah islam, yang bila dikaji dapat terlihat sebagai
bentuk penghinaan terhadap agama Kristen. Tapi tentulah tak mungkin pula lantas
menghapus ayat-ayat suci, yang diyakini langsung berasal dari Allah. karena
itulah, dapat disimpulkan bahwa memang agama islam mengajarkan soal kebencian
dan penghinaan pada agama lain, khususnya agama Kristen.
Dengan
demikian terlihat jelas bahwa akidah islam membenarkan menghina agama lain.
Persoalannya adalah banyak orang islam tidak melihat itu sebagai penghinaan
bila disampaikan di kalangan tertutup, disampaikan sudah lampau dan sedang saat
kajian islam. Dengan kata lain, jika itu suatu kajian islam yang disampaikan
tertutup dan sudah terjadi di masa lalu, maka itu bukanlah penghinaan
Karena
itulah, kasus Ustaz Abdul Somad ini menjadi cerminan bagi agama islam. Kenapa
kami katakan ‘ini menjadi cerminan bagi agama islam’? Dasarnya adalah
pernyataan Ustaz Abdul Somad yang dinilai menghina agama Kristen justru malah
dibela oleh MUI dan tokoh islam lainnya. Malah Wakil Ketua MUI SUMUT berani
mengatakan, “SEMUA ulama telah
sepakat bahwa isi ceramah itu tidak bermasalah.” Artinya, secara tidak langsung
MUI menyetujui bahwa menghina agama lain masuk dalam akidah islam.
Lantas
bagaimana jika dikaitkan dengan cerminan islam rahmatan lil alamin? Bagaimana cerminan islam itu damai dan indah? Bagaimana
memahami bahwa agama itu mengajarkan kebaikan, sementara akidahnya menebarkan
kebencian dan penghinaan? Semua itu ternyata hanya OMONG KOSONG belaka. Karena
itu, mencermati kasus Ustaz Abdul Somad, orang lantas berkata: “Untukmu, agamamu; Untukku, agamaku. Tapi
aku bebas menghina agamamu.”
Komentar
Posting Komentar