AJARAN ISLAM TENTANG UMAT NON MUSLIM
Orang Kristen di mata umat islam adalah orang kafir karena iman kepercayaan mereka pada Yesus Kristus dan juga iman akan Allah Tritunggal. Namun, tak sedikit juga umat islam memandang orang Kristen sebagai kaum ahlul kitab. Pandangan mana yang benar? Dan dari mana dasar dua pandangan tersebut? Lalu bagaimana pandangan umat islam terhadap umat beragama lainnya? Apakah mereka juga masuk golongan kaum kafir?
Dengan menggunakan pendasaran Alquran, dapat terlihat dengan jelas sikap
umat islam terhadap orang kafir. Pada intinya adalah umat islam
dilarang berelasi denga orang kafir.
1. Alquran melarang menjadikan orang kafir
sebagai pemimpin
QS 3: 28, “Janganlah orang-orang mukmin mengambil
orang-orang kafir menjadi WALI (Pemimpin/Pelindung), dengan meninggalkan
orang-orang mukmin. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari
pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang
ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya.
Dan hanya kepada Allah kembali(mu).”
QS 4: 144, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (Pemimpin/Pelindung) dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata
bagi Allah (untuk menyiksamu)?”
QS 5: 57, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mengambil jadi PEMIMPINMU, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah
ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab
sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik)). Dan bertakwalah
kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman
2. Alquran melarang menjadikan orang kafir
sebagai pemimpin walau kerabat keluarga sendiri.
QS 9: 23, “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu
jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi WALI (Pemimpin/Pelindung)
jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan, dan siapa di antara
kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
QS 58: 22, “Kamu tak akan mendapati kaum yang
beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang
yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak atau
anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah
orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan
mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka
ke dalam sorga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan mereka pun merasa puas terhadap
(limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.”
3. Alquran melarang menjadikan orang kafir
sebagai teman setia
QS 3: 118, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu
(karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka
menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka,
dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh
telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.”
QS 9: 16, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan
dibiarkan sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang
berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman setia selain Allah,
Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman? Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan
4. Alquran melarang saling menolong dengan kafir
QS 88: 86, “Dan kamu tidak pernah mengharapkan agar
Al-Quran diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang
besar dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi penolong bagi
orang-orang kafir.”
QS 60: 13, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah
putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah
berada dalam kubur berputus asa.”
5. Alquran melarang menaati orang kafir
QS 3: 149 – 150, “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu
menaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke
belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. Tetapi
(ikutilah Allah), Allah-lah pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik penolong.”
6. Alquran melarang beri peluang kepada orang
kafir
QS 4: 141, “…, dan Allah sekali-kali tidak akan
memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang
beriman.”
7. Alquran menilai bahwa umat muslim yang
menjadikan orang kafir sebagai pemimpin adalah munafiq
QS 4: 138 – 139, “Kabarkanlah kepada orang-orang MUNAFIQ
bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang
mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan
orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu?
Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.
8. Alquran menilai bahwa umat muslim yang
menjadikan orang kafir sebagai pemimpin adalah Zalim
QS 5: 51, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu),
sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di
antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, sesungguhnya orang itu termasuk
golongan mereka. sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang ZALIM.”
9. Alquran menilai bahwa umat muslim yang
menjadikan orang kafir sebagai pemimpin adalah fasig
QS 5: 80 – 81, “Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong
dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang
mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka dan
mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada
Nabi dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan
mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan
dari mereka adalah orang-orang yang FASIQ.
10. Alquran menilai bahwa umat muslim yang menjadikan orang kafir
sebagai pemimpin adalah sesat
QS 60: 1, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu
sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang;
padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu,
mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah,
Tuhanmu. Jika kamu benar-banr keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari
keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara
rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa sayang. Aku lebih
mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan
barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah
TERSESAT dari jalan yang lurus.
11. Alquran mengancam azab bagi yang jadikan kafir sebagai
pemimpin/teman setia
QS 58: 14 – 15, “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang
yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu
bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. dan mereka
bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. Allah telah
menyediakan bagi mereka AZAB yang sangat keras, sesungguhnya amat buruklah apa
yang telah mereka kerjakan.”
12. Alquran mengajarkan doa agar muslim tidak menjadi sasaran
fitnah orang kafir
QS 60: 5, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan
kami (SASARAN) FITNAH bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
DEMIKIANLAH 12 poin yang menjadi pendasaran sikap orang islam terhadap
orang kafir. Duabelas poin ini merupakan perintah Allah, bukan nabi, karena Alquran
merupakan sabda Allah yang langsung turun dari sorga.
Setelah memahami bagaimana umat islam menyikapi umat kafir, rasanya sangat
mustahil terwujudnya toleransi antar umat beragama dengan umat islam. Sebab
salah satu dasar terwujudnya toleransi adalah kesamaan kedudukan dan adanya
sikap saling menghargai. Dari uraian di atas terlihat begitu jelas bahwa di
mata umat islam, orang kafir berkedudukan lebih rendah. Tidak ada sikap
menghargai perbedaan dalam diri orang islam. Di samping itu, Tuhan juga sudah
melarang umat-Nya untuk bergaul dengan orang kafir. Kalau sudah begini,
bagaimana bisa terwujud toleransi?
Komentar
Posting Komentar