ALQURAN SUDAH TAK ASLI LAGI
Bagi umat islam Alquran merupakan kitab yang sempurna. Umat islam meyakini bahwa kitab itu
langsung berasal dari Allah SWT, sehingga kitab tersebut sungguh-sungguh suci.
Umat islam wajib menjaga kesuciannya. Pelecehan terhadap Alquran sama saja dengan pelecehan kepada
Allah. Apa hukuman bagi orang yang melecehkan atau menghina Allah? QS
al-Maidah: 33 menegaskan bahwa hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah
hanyalah dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka secara
silang.
Sering terdengar pernyataan bahwa kesempurnaan dan keaslian Alquran terlihat dari keterjagaan
keasliannya. Naskah Alquran tidak berubah-ubah dari dulu. Berangkat dari premis ini, banyak orang
islam menilai bahwa Alkitab, kitab suci orang Kristen, sudah tidak asli lagi
atau sudah palsu. Dasarnya karena ada teks-teks Alkitab (biasanya yang
ditunjukkan adalah terjemahan Indonesia) yang berubah-ubah penulisannya.
Misalnya, tulisan dalam Alkitab terbitan tahun sekian berbeda dengan tulisan
terbitan tahun sekarang.
Benarkah Alquran tidak berubah-ubah? Argumen yang dipakai umat islam dalam menilai
kitab suci umat agama lain, harus dikenakan juga kepada Alquran. Kita harus berangkat dari premis
dasar tentang Alquran sebagai kitab yang sempurna karena terjaga keasliannya. Dari sini kita
baru masukkan argumentasi yang digunakan, yaitu kesempurnaan dan keaslian
dilihat dari tidak adanya perubahan dalam penulisan naskah. Karena itu, jika
ada satu perubahan saja, maka runtuhlah premis dasar tadi. Jadi, kita tidak
membutuhkan banyak bukti, tapi cukup satu saja.
Mari kita lihat dan baca QS an-Anfal: 12. Berikut ini saya kutip
naskah surah tersebut dari beberapa sumber Alquran online.
Al-Qur’an Kemenang: “Kelak akan Aku berikan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang
kafir, maka pukullah di atas leher mereka dan pukullah tiap-tiap
ujung jari mereka.”
Lite Quran: “Kelak akan Aku berikan rasa ketakutan
ke dalam hati orang-orang kafir, maka pukullah di atas leher mereka dan pukullah tiap-tiap ujung
jari mereka.”
Quran Karim: “Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang
kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.”
AlQuran Digital: “Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang
kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.”
Tafsir Quran: “Kelak akan Aku
jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah
kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.”
Al Quran Online: “Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir,
maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.”
Dari 6 sumber Alquran online di atas, jelas terlihat ada perbedaan atau perubahan tulisan.
Ada kelompok menulis “pukullah di atas leher, … dan pukullah ….” dan kelompok
lain menulis “penggallah kepala …., dan pancunglah.” Dua kelompok pertama
memakai 2 kali kata “pukullah”, sementara kata itu sama sekali tidak ada dalam
terjemahan kelompok lainnya. Empat kelompok lainnya justru memakai 2 kata yang
berbeda, yaitu “penggallah” dan “pancunglah”. Perbedaan atau perubahan lainnya
terletak pada kata: “di atas leher” dan “kepala”.
Kalau mau ditelaah, kata-kata yang digunakan jelas sangat berbeda, baik
tulisan maupun maknanya. Kata “pukul” tentu tidak sama tulisan dan artinya
dengan kata “penggal” dan “pancung”. Justru kata “penggal” dan “pancung”
memiliki makna yang nyaris sama. Kiranya kita tak perlu membahas perbedaan
maknanya di sini, karena sudah begitu terang benderang. Dapatlah dipastikan
bahwa kata bahasa Arab untuk kata “pukullah” jauh berbeda dengan kata
“penggallah” dan “pancunglah”. Kata bahasa Arab untuk kata “penggallah” dan
“pancunglah” saja sudah berbeda, sehingga terjemahan Indonesianya berbeda.
Karena itu, kita bisa katakan telah terjadi perubahan.
Selain itu, kata “di atas leher” sangat jelas tidak sama tulisan dan juga
maknanya dengan kata “kepala”. Anak SD saja pasti tahu membedakan mana leher
dan mana kepala. Karena itu, kita tak perlu berdebat panjang lebar soal
perbedaan dua kata tersebut, karena sudah begitu nyata. Dalam bahasa Arab pun,
penulisan kata “di atas leher” dan “kepala” pasti berbeda. Karena itu, kita
bisa katakan telah terjadi perubahan.
DEMIKIANLAH satu bukti adanya perubahan dalam Alquran. Perbedaan dalam penulisan
menunjukkan adanya perubahan. Dengan satu bukti ini, sudah dapat dikatakan
bahwa telah terjadi perubahan dalam Alquran. Dengan kata lain, Alquran telah berubah-ubah. Artinya, keasliannya tidak terjaga.
Karena itu, dengan menggunakan argumentasi islam dalam menilai Alkitab,
dapatlah disimpulkan: ALQURAN SUDAH PALSU ATAU DIPALSUKAN. Atau dengan kalimat
sederhana: ALQURAN SUDAH TIDAK ASLI LAGI.
Komentar
Posting Komentar