INILAH MOTIVASI PARA TERORIS

 

Dewasa ini terorisme selalu dikaitkan dengan agama islam. Aneka bentuk terorisme kian lama kian berkembang, baik jumlah, intensitas dan qualitas maupun modusnya. Yang paling menonjol dan yang ditakuti dari aksi terorisme adalah bom bunuh diri. Para teroris, atau biasa disebut jihadis, berani meledakkan bom yang melekat pada tubuhnya supaya bisa membunuh “musuh” yang ada di sekitarnya. Karena sudah menjadi musuh dunia, terorisme menjadi daya tarik banyak akademisi. Salah satu topik yang dibahas adalah kenapa orang mau menjadi teroris? Motivasi apa yang menggerakkan seseorang menjadi teroris, dengan meledakkan tubuhnya sendiri?

Dulu ada yang menyebut dasarnya adalah ekonomi. Orang mau menjadi teroris agar bisa dapat uang. Karena itu, umumnya, pelaku terorisme berasal dari latar belakang keluarga tak mampu. Seandainya pun mati, keluarga dapat menikmati uang tersebut. Namun dasar ini dapat terpatahkan dengan adanya aksi teroris satu keluarga di Surabaya. Siapa yang akan menerima uang jika seluruh anggota keluarganya tewas? Lagi pula, tampak jelas bahwa mereka bukan dari keluarga tak mampu. Ada banyak pelaku teroris berasal dari latar belakang ekonomi mapan.

Ada juga yang menilai bahwa motivasi dasarnya adalah ketidak-adilan. Dulu sasaran pelaku ketidak-adilan adalah Amerika Serikat. Karena itu, semua yang berbau Amerika selalu menjadi sasaran aksi terorisme. Tapi, ketika melihat bahwa korban teroris itu tidak hanya Amerika, orang kembali mempertanyakan dasar terorisme itu. Lagi pula, tidak semua orang Amerika identik dengan ketidak-adilan.

Masih ada banyak lagi alasan orang melakukan aksi terorisme, namun semuanya tidak mendasar. Karena itu, apa yang menggerakkan orang untuk terlibat dalam aksi terorisme?

Tak bisa dipungkiri alasan religius menjadi penggerak orang mau melakukan aksi teror. Hal ini dalam islam dikenal dengan istilah jihad. Yang dimaksud dengan alasan religius itu adalah melaksanakan perintah Allah SWT dan ingin cepat masuk sorga serta mengikuti teladan nabi. Jadi, orang islam yang menjalankan aksi terorisme adalah orang islam yang menjalankan ajaran agamanya. Dengan kata lain, dasar terorisme ada dalam ajaran agama islam.

Umat islam pastilah terpanggil untuk melaksanakan perintah Allah SWT, dan akhir perjalanan hidup umat beragama adalah sorga. Selain itu, umat islam selalu terpanggil untuk mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW. Dalam Alquran tertulis, “Taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS 7: 1). Tiga hal inilah yang menggerakkan hati kaum teroris untuk melaksanakan aksi jihadnya, termasuk dengan membunuh dirinya sendiri. Ketiganya langsung bersumber dalam Alquran, yang merupakan pilar iman dan ajaran islam.

Umat islam yakin bahwa Alquran adalah wahyu yang berasal langsung dari Allah (bdk. QS 32: 2 dan QS 39: 1 – 2, 41). Ada banyak perintah untuk melakukan jihad yang tersebar di dalam Alquran, khususnya dalam surah-surah Madaniah. Karena Alquran diyakini berasal dari Allah, maka perintah untuk berjihad itu adalah berasal dari Allah. Dan umat islam harus ikut apa yang tertulis dalam Alquran (bdk QS 75: 18). Berikut ini beberapa rujukan jihad yang ada dalam Kitab Suci islam ini:

Surah 2 ayat 178, 179, 190, 191, 193, 216, 217, 218, 244; surah 3 ayat 121, 122, 123, 124, 125, 140, 155, 165, 166, 167, 169, 173, 195; surah 4 ayat 71, 72, 74, 75, 76, 77, 84, 89, 91, 94, 95, 100, 102, 104; surah 5 ayat 33, 35, 38; surah 8 ayat 5, 7, 9, 12, 15, 16, 17, 39, 42, 45, 59, 65, 67, 69, 71, 72, 74, 75; surah 9 ayat 5, 12, 13, 14, 16, 19, 20, 24, 25, 26, 29, 36, 38, 39, 41, 44, 52, 73, 81, 83, 86, 88, 92, 111, 120, 122, 123; surah 16 ayat 110; surah 22 ayat 39, 78; surah 29 ayat 6, 69; surah 33 ayat 7, 18, 20, 25, 26; surah 47 ayat 20; surah 48 ayat 16 , 22; surah 59 ayat 2 , 5, 6, 7, 8, 14; surah 60 ayat 9; surah 61 ayat 4; surah 63 ayat 4; surah 64 ayat 14; surah 66 ayat 9; surah 73 ayat 20.

Sedangkan sorga sebagai penggerak untuk melakukan aksi terorisme juga banyak tersebar di beberapa surah Alquran dan hadis. Sudah lazim diketahui umum bahwa mereka yang mati dalam pertempuran di jalan Allah, yang dikenal juga sebagai jihad (terorisme), akan langsung masuk sorga. Di sana mereka akan disambut dan dilayani oleh para bidadari. Makna “dilayani” di sini sering dipahami secara seksual.

Tentulah banyak umat islam akan menyangkal apa yang telah disampaikan di atas, yakni bahwa dasar dari terorisme adalah melaksanakan perintah Allah, ingin cepat masuk sorga dan mengikuti teladan nabi, sekalipun hal tersebut ada tertulis dalam Alquran dan hadis. Mereka menyalahkan kaum teroris yang telah membajak ajaran islam. Mereka menilai bahwa kaum teroris salah memahami apa yang tertulis dalam Alquran dan hadis. Karena itu, mereka akan mengatakan bahwa kaum teroris bukan islam.

Akan tetapi, perlu disadari dan diketahui bahwa cara pandang kebanyakan umat islam terhadap kaum teroris tak jauh beda dengan cara pandang kaum teroris terhadap umat islam. Kaum teroris memandang umat islam yang tidak berjuang di jalan Allah seperti mereka adalah bukan islam. Dasar penegasian mereka adalah Alquran, karena dalam Alquran sudah jelas tertulis perintah Allah untuk berjihad. Bukankah Alquran mudah dipahami (lih. QS 54: 17, 34). Jadi, sumber aksi terorisme itu ada dalam Alquran dan hadis, yang menjadi inti ajaran islam.

Dengan kata lain, dari sumber yang sama lahirlah pro kontra. Umat islam yang anti terorisme akan selalu mengatakan bahwa Allah memerintahkan umat-Nya untuk saling mengasihi, dan Rosulullah mengajak umatnya untuk menolak kekerasan. Ini selalu dikatakan ketika muncul aksi terorisme. Namun di pihak lain, para teroris juga memiliki argumen yang sama. Mereka mengatakan bahwa Allah memerintahkan umat-Nya untuk berjuang di jalan-Nya, membela agama-Nya, dan memerangi kaum kafir, dan perintah Allah ini didukung pula oleh perkataan, sikap dan perbuatan Rosulullah.

Pro kontra tersebut dapat dimaklumi karena dapatlah dikatakan bahwa islam memiliki wajah ganda, di satu sisi mengajak damai, toleran dan anti kekerasan, tapi di sisi lain penuh kebencian, intoleran dan kekerasan. Ini dapat dilihat dari perbedaan dalam Alquran, antara surah-surah yang turun di Mekkah (dikenal dengan surah Makkiyah), dan surah-surah yang turun di Madinah (dikenal dengan surah Madaniyah). Surah-surah Makkiyah terkenal dengan kelembutan dan kebajikan, sebaliknya surah-surah Madaniyah penuh dengan kekerasan dan kebencian.

Jadi, bisa dikatakan bahwa umat islam yang menolak terorisme mendasarkan pernyataannya pada surah-surah Makkiyah, sementara kaum teroris mendasarkan aksinya pada surah-surah Madaniyah. Karena itu, bisa dikatakan bahwa roh terorisme ada pada ajaran agama, yang tertuang dalam Alquran dan hadis. Inilah yang menjadi motivasi para teroris untuk melakukan aksinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AGAMA ADALAH ROH TERORISME

MEMBACA BUKU “TIGA PILAR AGAMA ISLAM: PENGANTAR KEPADA PENGENALAN AGAMA ISLAM”

MENGENAL KATA ‘KAFIR’ DALAM ISLAM