KENAPA KEBUTUHAN MENINGKAT SAAT ORANG BERPUASA
Fenomena yang sering terjadi di masa bulan puasa, atau biasa juga dikenal dengan bulan suci ramadhan, adalah melambungnya harga-harga barang di pasar. Para ibu rumah tangga pada mengeluh. Dan akhirnya semua pihak saling menuding. Ada yang mengatakan pemerintah tidak becus mengurus negara. Ada yang menuduh pedagang bermain; mereka sepertinya menari di atas derita orang lain. Dan sekali lagi, ujung-ujungnya ibu rumah tangga yang menderita, bukan hanya yang muslim, tapi juga umat agama lainnya.
Dari
sisi ilmu ekonomi, fenomena kenaikan harga barang di masa puasa ini bukanlah
sesuatu yang aneh. Fenomena ini dapat dijelaskan dengan akal sehat. Di mana ada
permintaan sangat besar, sementara ketersediaan barangnya terbatas (atau sedikit),
maka otomatis harga barang akan naik. Inilah hukum ilmu ekonomi. Jadi, tidak
ada yang aneh. Kenaikan harga barang itu wajar.
Yang
menjadi aneh adalah kenapa permintaan meningkat di bulan puasa ini. Mengapa
kebutuhan akan barang di masa puasa ini menjadi meningkat? Inilah yang ANEH.
Artinya, di masa puasa ini nafsu konsumtif orang bertambah.
Adalah
hak setiap orang untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap manusia, apapun agama,
suku dan bangsanya, memiliki nafsu konsumtif. Jadi memiliki nafsu konsumtif itu
tidak salah. Soal tingkatannya juga tidak ada yang melarang, sejauh batas
kemampuan. Namun menjadi aneh jika nafsu konsumtif itu menjadi meningkat di
masa puasa.
Bukankah
puasa itu berusaha menekankan hawa nafsu? Salah satu nafsu yang ingin ditekan
adalah nafsu konsumtif. Jadi, jika orang benar-benar menjalankan puasa,
sebenarnya tidak ada masalah dengan ketersediaan barang yang terbatas. Karena
sama sekali tidak berpengaruh. Sebab orang akan menekan nafsu konsumtifnya
sekecil mungkin. Berkaitan dengan makan minum, tidak akan terjadi pola konsumsi
yang berlebihan. Yang terjadi adalah apa adanya.
Oleh
sebab itu, semestinya pada masa puasa ini tidak ada kenaikan harga barang.
Sebab permintaan akan barang kecil dan jumlah barang seperti masa-masa
sebelumnya. Logikanya begini: pada masa puasa ini orang makan hanya dua kali
sehari (bandingkan di masa biasa yang tiga kali sehari). Karena itu, di masa
puasa ini ketersediaan barang justru stabil atau melimpah. Dan kalau stabil
atau melimpah, tentulah harga tidak akan naik.
Akan
tetapi yang terjadi adalah harga barang naik. Ini menunjukkan bahwa nafsu
konsumtif manusia di bulan puasa ini meningkat. Bisa dikatakan bahwa pada bulan
puasa ini yang berpuasa itu bukanlah manusianya melainkan “bulan”-nya. Kalau
manusianya benar-benar berpuasa maka tidak akan muncul fenomena kenaikan harga
barang di pasar.
Komentar
Posting Komentar