JANGAN LIHAT KASUS PENISTAAN AGAMA SEPIHAK SAJA
Publik Indonesia pernah dihebohkan dengan kasus penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaya Purnama, yang saat itu menjabat Gubernur DKI Jakarta. Pernyataan Basuki, yang kemudian difatwa menghina ulama dan agama oleh MUI, adalah sebagai berikut, “Jadi, jangan percaya sama orang, kan bisa saja dalam hati kecil bapak ibu enggak pilih saya. Dibohongin pakai surat al Maidah ayat 51, macam-macam itu. Itu hak bapak ibu.”
Untuk lebih jelasnya, kita akan kutip surat al Maidah yang dimaksud. “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi
sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi
pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS 5:
51)
Teks Alqur'an ini secara tegas melarang umat islam memilih orang non muslim
sebagai pemimpin. Orang-orang yang beriman dalam teks tersebut merujuk pada
umat islam, karena umat lain dilabeli sebagai kafir. Teks ini sering digunakan
oleh tokoh-tokoh islam, baik tokoh politik maupun agama, untuk melawan calon
pemimpin non muslim.
Kenapa pernyataan Basuki dinilai melecehkan agama islam dan ulama? Ketua
MUI, Maruf Amin menjelaskan, penghinaan itu karena Basuki menyebut kandungan
dari surah al Maidah itu sebuah kebohongan. Karena yang menyebarkan surah
tersebut adalah ulama, maka dapat juga dikatakan bahwa ulama juga melakukan
pembohongan. Dengan kata lain, pernyataan Basuki ditafsirkan bahwa surah al
Maidah telah berbohong, atau surah tersebut adalah kebohongan.
Penistaan agama dalam agama islam merupakan persoalan serius. Karena itu
wajar jika umat islam langsung bereaksi. Mereka marah dan lahirlah demo atau
aksi unjuk rasa. Hal ini dapat dimaklumi karena Tuhan sendiri sudah menuntut
umat-Nya untuk membela agamanya. Setidaknya ada 4 surah yang dijadikan dasar
untuk membela agama di saat mendapat penghinaan. Keempat surah itu adalah QS 47:
7, QS 22: 40, QS 57: 25, dan QS 4: 95. Haruskah dengan demo? Ya, karena umat
islam diperintahkan Tuhan untuk memerangi orang kafir, apalagi kafir yang
menghina agama. “Perangilah kaum kafir yang berdekatan dengan kamu, dan biarlah
mereka merasai sikap kekerasan yang ada pada kamu.” (QS 9: 123).
Apakah kasus penistaan agama hanya dialami oleh umat islam saja? Kalau mau
jujur, umat agama lain juga mengalami hal tersebut. Bahkan, seperti kasus Basuki,
umat nasrani sudah lama mengalaminya. Jika pernyataan Basuki ditafsirkan bahwa
Alqur'an (dalam hal ini surah al-Maidah ayat 51) adalah kebohongan, hal yang
sama terjadi dengan umat kristen. Ada orang mengatakan bahwa kitab suci orang kristen
adalah palsu. Ini didasari pada QS 3: 78.
Pernah suatu ketika seorang anak SD berkata kepada pastornya, “Romo, apa
benar yang di kayu salib itu bukan Tuhan Yesus?” Pastor itu kaget dan bertanya
darimana ia dapat info itu. Siswa itu menjawab dari guru agama islam (Maklum,
karena tidak ada guru agama katolik, murid agama lain ikut pelajaran agama
islam). Kita bisa bertanya, darimana guru itu dapat informasi demikian, mungkin
jawabannya adalah ulama atau juga dia baca dari Alqur'an. Peristiwa ini bukan
cuma sekali saja terjadi. Di tempat lain pun sering terdengar pernyataan
demikian.
Yang mati di kayu salib adalah orang yang menyerupai Yesus bukan karangan
ulama semata. Pernyataan itu didasari pada surah an-Nisa ayat 157. Dengan
menggunakan cara pikir Ketua MUI, ayat surah ini bisa saja ditafsirkan bahwa
Alkitab melakukan kebohongan dengan mengatakan Yesus mati di kayu salib. Dan
bisa dipastikan juga bahwa pastor dan uskup turut menyebarkan kebohongan itu,
karena adalah tugas mereka untuk menyebarkan Alkitab.
Jadi, tak jauh berbeda dengan kasus penistaan agama dan ulama yang dialami
umat islam, umat Kristen pun sebenarnya mengalami hal yang sama. Jika kasus
yang dialami umat islam menyeret Basuki ke proses hukum, haruskah umat kristen
melakukan hal yang sama? Untungnya, umat nasrani tidak mengambil sikap seperti
umat islam, karena ajaran agamanya tidak mengajarkan demikian. Orang kristen
diajarkan untuk mau dan bisa mengampuni serta mendoakan dan memberkati
orang-orang yang menghina, mencaci maki, membenci, memusuhi dan menganiaya
mereka. Terlihat di sini bahwa umat kristen diajarkan untuk memikirkan apa yang
terbaik bagi kepentingan umum, bukan hanya kepentingan agamanya saja. Jadi,
sekalipun mengalami penistaan, umat Kristen tidak langsung marah, menghojat dan
unjuk rasa yang dapat merugikan banyak pihak, melainkan diam. Dalam diam itu
mereka mengampuni, mendoakan dan memberkati.
Umat kristen seakan menyadari bahwa tidak ada gunakan menunjukkan kekerasan
atau kekuatan demi membela agama. Tindakan ini akan memecah belah keutuhan
suatu masyarakat atau bangsa. Sikap yang diambil adalah menghargai dan
menghormati keyakinan orang lain, sekalipun keyakinan itu dinilai menistakan
keyakinannya. Jadi, orang Kristen menghormati dan menghargai keyakinan umat
islam bahwa Alkitab sekarang ini palsu atau bahwa yang mati di kayu salib itu
bukan Yesus, tetapi orang yang menyerupai Yesus.
Bagi umat Kristen keyakinan umat islam adalah keyakinan umat islam,
sedangkan umat kristen punya keyakinannya sendiri. Sebenarnya, prinsip yang
dihayati umat kristen ini ada dalam ajaran islam. Dalam surah al-Kafirun ayat 6,
Allah berfirman, “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” Jadi, bisa dikatakan
bahwa umat kristen sudah menjalani ajaran Alqur'an. Bagaimana dengan umat islam?
Komentar
Posting Komentar