NABI MUHAMMAD DAN ADOLF HITLER
Tak
bisa dipungkiri kalau nabi Muhammad SAW adalah sungguh teladan agung. Umat
islam percaya nabi Muhammad sebagai teladan yang sempurna lantaran Allah SWT
mengatakan (QS al-Ahzab: 21; QS al-Qalam: 4). Muhammad tidak hanya dipuji dan
dijadikan contoh bagi umat muslim. Beberapa ahli sejarah menemukan adanya
kemiripan antara nabi Muhammad dengan beberapa tokoh terkenal dunia seperti
Dahmer atau Adolf Hitler. Tulisan ini mencoba memetakan kemiripan nabi Muhammad
dengan tokoh Jerman yang tidak hanya dikenang oleh bangsa Jerman tetapi juga
dunia, yakni Adolf Hitler.
1. Nabi Muhammad SAW dan Islam
Nabi
Muhammad berasal dari latar belakang keluarga sederhana. Ketika hidup di tanah
Arab, ada kerinduan bagi orang Arab untuk memiliki identitas religious sendiri,
sama seperti orang Yahudi, Kristen, Hindu, dll. Kerinduan ini dibaca oleh
Muhammad; dan itulah yang dia perjuangkan. Muhammad menemui media yang suci,
yakni agama, dan dia mengambil peran sebagai nabi. Bukankah hal itu juga yang
dibutuhkan oleh bangsa Arab saat itu?
Maka
Muhammad mati-matian memulai kampanye propaganda yang penuh kelicikan guna
menina-bobokan para pengikutnya. Jika dibandingkan antara surah-surah yang
diturun di Mekkah (surah Makkiyah) dan di Madinah (surah Madaniyah), maka
terlihat jelas bahwa surah Makkiyah jauh lebih banyak daripada surah Madaniyah.
Ini membuktikan bahwa Muhammad membutuhkan banyak wahyu untuk menyakinkan
“programnya”, yaitu bahwa dirinya adalah nabi
utusan Allah; bahwa apa yang disampaikannya sungguh berasal dari Allah; bahwa
bangsa Arab memang sungguh istimewa. Dengan manipulasi licik, retorika yang
meyakinkan dan dengan sugesti agama, Muhammad akhirnya sampai ke suatu posisi
otoritas dan kekuasaan mutlak.
Akhirnya
Muhammad mengungkapkan suatu “rencana ilahi” dengan membersihkan Arab dari
orang-orang yang tidak sepaham dengannya. Dia menyebut mereka dengan sebutan kafir; dan untuk mendukung ini maka
diturunkannya wahyu Allah yang memerintahkan pemusnahan orang kafir sampai ke
akar-akarnya (QS al-Anfal: 7). Pertama-tama Muhammad membersihkan kabah dari
patung-patung yang sudah ada jauh sebelum dirinya lahir, karena kabah telah
ditetapkan sebagai makam Ibrahim (QS al-Baqarah: 125). Orang Yahudi dan Kristen
yang sudah ada sebelumnya pun, yang juga mengakui Ibrahim (mereka menyebutnya
Abraham), tak pernah melihat kabah sebagai makam Abraham. Terlihat jelas
Muhammad sangat anti dengan orang Yahudi. Muhammad percaya problem yang dialami
umat manusia akan bisa dihilangkan dengan membunuh atau membinasakan orang
Yahudi. Muhammad menggunakan bangsa Yahudi sebagai kambing hitam (bdk. QS
al-Maidah: 64 dan 67). Muhammad percaya bahwa dengan berhasilnya misinya dan
dengan menundukkan dunia di bawah pedangnya, maka damai akan terwujud.
Sementara
itu, para pengikutnya percaya sepenuhnya kalau dia adalah nabi dan apa yang
dikatakannya berasal dari Allah. Karena itulah, mereka sungguh percaya bahwa
mereka sedang berada dalam suatu “jalan ilahi”, bahwa mereka adalah kaum
terpilih untuk membersihkan dunia dari penyakitnya. Tak heran bila para
pengikut Muhammad hingga kini pun percaya jika terjun dalam aksi teroris,
mereka melihatnya sebagai berjuang di jalan Allah. Karena percaya itu, maka
mereka suka menyanjung dan mengelu-elukan Muhammad. Mereka memanggilnya: baginda, yang mulia atau junjungan.
Dan Muhammad merasa tersanjung dengan pengagungan mereka itu, dan mengartikan
kekaguman mereka sebagai konfirmasi yang semakin memperkuat keyakinannya bahwa
dirinya memang yang terpilih.
Untuk
mewujudkan ambisinya, Muhammad menerapkan taktik taqiyya (takiyyah), yaitu tipu muslihat islami. Taktik ini
menyembunyikan rencana busuk dengan tampilan sopan santun, dalih perdamaian
dunia hingga menghalangi orang berpikir rasional. Selain itu, Muhammad
menerapkan juga jihad. Secara
sederhana, dalam bahasa Arab, kata ‘jihad’ berarti perjuangan.
2. Adolf
Hitler dan NAZI
Adolf
Hitler berasal dari latar belakang kelurga yang biasa-biasa saja. Tidak ada
yang begitu istimewa dalam hidupnya. Ketika usai Perang Dunia Pertama, krisis
kehidupan melanda Jerman dan juga Eropa. Muncul kerinduan akan kehidupan Jerman
yang lebih baik. Kerinduan itu dibaca oleh Hitler, dan itulah yang
diperjuangkannya. Adolf Hitler memulai misinya dengan menanamkan semangat
nasionalisme (yang cenderung berlebih-lebihan). Dari sinilah lahir NAZI.
Adolf
Hitler berusaha mencari pengikut. Setelah memilikinya, Hitler memulai kampanye
propaganda yang penuh kelicikan guna menina-bobokan para pengikutnya. Dengan
manipulasi licik dan retorika yang meyakinkan Hitler akhirnya sampai ke suatu
posisi otoritas dan kekuasaan mutlak. Mulailah Hitler mengungkapkan ‘rencana
mulianya’, yang berpusat pada superioritas bangsa Arya-Jerman. Hitler juga
meyakinkan pengikutnya bahwa Jerman punya gagasan untuk menyelesaikan masalah
Eropa saat itu.
Adolf
Hitler sangat anti Yahudi dan menggunakan bangsa Yahudi sebagai kambing hitam.
Bagi Hitler, orang Yahudi-lah penyebab utama permasalahan yang terjadi di
Eropa, termasuk Jerman. Karena itu, Hitler mencanangkan program pembinasaan
orang-orang Yahudi (hukum Nuremberg). Hitler dan pengikutnya percaya bahwa
dengan memusnahkan orang Yahudi bangsa Jerman akan kembali jaya.
Orang
Jerman, terutama para anggota organisasinya percaya sepenuhnya kalau mereka
sedang dalam suatu ‘takdir’, sebagai kaum ’terpilih’ untuk membersihkan dunia dari penyakitnya. Karena percaya
itu, maka mereka suka menyanjung dan mengelu-elukannya sehingga Hitler pun
merasa tersanjung dengan pengagungan itu, dan mengartikan kekaguman mereka
sebagai konfirmasi yang semakin memperkuat keyakinannya bahwa dirinya memang
yang terpilih.
Dalam
melaksanakan ambisinya, tak jarang Hitler menggunakan tipu muslihat, wajah
malaikat sebagai kedok kebusukan dan niat jahatnya. Serigala berbulu domba. Dan agar misinya merasuk ke dalam diri para
pengikutnya, Hitler membuat Mein Kampf,
yang dianggap sebagai Kitab Suci-nya NAZI. Mein Kampf secara sederhana
diartikan sebagai perjuanganku.
DEMIKIANLAH
pemetaan kedua tokoh ini. Dari pemetaan itu, terlihat jelas adanya kemiripan di
antaranya. Beberapa kemiripan yang terlihat itu adalah sebagai berikut:
a) Kedua
tokoh ini berasal dari latar belakang keluarga yang biasa-biasa saja.
b) Adanya
situasi yang mendukung sekaligus memuluskan ambisi. Pada tokoh Muhammad, orang
Arab merindukan identitas religious bagi bangsa Arab, sedangkan pada Hitler
adanya kerinduan akan kejayaan Jerman.
c) Baik
Muhammad maupun Hitler sama-sama memulai kampanye dengan propaganda yang penuh
kelicikan guna menina-bobokan para pengikutnya. Karena itulah pengikut kedua
tokoh ini seakan terhipnotis sehingga akal sehat tidak berfungsi normal. Para
pengikut ini percaya bahwa mereka istimewa dan pimpinan mereka adalah orang
pilihan.
d) Sama
seperti Muhammad, Hitler juga suka disanjung dan dielu-elukan pengikutnya.
Keduanya meyakini bahwa pengagungan itu sebagai konfirmasi yang memperkuat
keyakinan mereka bahwa dirinya memang yang terpilih.
e) Muhammad
dan Hitler sama-sama anti Yahudi. Keduanya sama-sama punya anggapan bahwa
masalah yang menimpa bangsanya (bahkan dunia/Eropa) berakar pada orang Yahudi.
Karena itulah, di mata kedua tokoh ini orang Yahudi harus dimusnahkan.
f) Untuk
mewujudkan ambisinya, seperti yang dilakukan Muhammad, Hitler memakai tipu
muslihat dan kelicikan. Jika Muhammad menerapkan praktek jihad kepada para pengikutnya, Hitler menciptakan mein kampf untuk pengikutnya. Kata dasar
kedua kata itu adalah perjuangan.
DEMIKIANLAH
enam poin kemiripan (atau kesamaan?) yang terlihat dalam diri nabi Muhammad SAW
dan Adolf Hitler. Dari kemiripan yang tampak ini, muncul pertanyaan sederhana: apakah Muhammad adalah inspirator bagi
Hitler? Melihat waktu historis kedua tokoh ini, tidaklah mungkin Muhammad
meniru teladan Hitler. Sangat mungkin adalah Hitler yang meniru Muhammad.
Apalagi Muhammad sudah dikenal sebagai teladan tingkah laku yang sempurna.
Komentar
Posting Komentar